Monthly Archives: April 2014

Pasal 3. Kapan Memulai Pendidikan Anak

Pendidikan Dimulai Semenjak Bayi. Kata “Pendidikan” berarti lebih daripada menempuh satu pelajaran di sekolah. Pendidikan dimulai semenjak seseorang masih bayi ditangan ibunya. Sementara Ibu sedang membentuk tabiat anak-anaknya, is sedang mendidik mereka.

Orang tua mengirim anak-anak mereka ke sekolah, dan bilamana mereka telah melakukan hal ini, mereka beranggapan bahwa mereka telah mendidik mereka. Tetapi pendidikan adalah suatu hal yang jauh lebih luas daripada yang disangka banyak orang: itu mencakup seluruh proses oleh mana seorang dilatih semenjak bayi sampai kepada masa kanak-kanak, dari masa kanak-kanak sampai kepada masa muda, dan dari masa muda sampai kepada dewasa. Segera setelah seorang anak sanggup untuk membentuk satu ide, pendidikannya harus dimulai.

Mulai pada Waktu Pikiran itu Paling Mudah Diajar. Pekerjaan mendidik dan melatih harus dimulai pada masa bayi; oleh karena pada saat itu pikirannya paling mudah diajar, dan pelajaran-pelajaran yang diberikan akan diingat. Anak-anak harus dilatih dengan sungguh-sungguh di dalam satu sekolah rumah tangga dari sejak buaian sampai kepada masa dewasa. Dan, sebagaimana dalam sekolah yang teratur dengan baik, maka para guru sendiri akan memperoleh satu pengalaman yang penting; para ibu terutama yang merupakan guru kepala di dalam rumah tangga, akan mempelajari pelajaran-pelajaran yang berharga di dalam kehidupannya.

     Tugas orang tualah untuk mengucapkan kata-kata yang benar….Hari demi hari para orang tua harus mempelajari di dalam sekolah Tuhan pelajaran-pelajaran dari Seorang yang mengasihi mereka. Kemudian cerita tentang kasih Allah yang kekal itu akan diceritakan kembali di dalam sekolah rumah tangga kepada kawanan domba yang masih kecil itu.

     Dengan demikian, sebelum kuasa berpikir itu berkembang dengan sepenuhnya, anak-anak bisa memperoleh satu roh yang benar dari orang tua mereka.

Pelajari Soal Pendidikan Anak pada Masa Awal Hidupnya. Pendidikan anak pada awal hidupnya adalah suatu bahan pelajaran yang harus dipelajari dengan saksama oleh semua orang. Kita harus menjadikan pendidikan anak-anak kita sebagai suatu usaha, oleh karena keselamatan mereka sebagian besar bergantung atas pendidikan yang diberikan kepada mereka pada masa kanak-kanaknya. Para orang tua dan wali itu sendiri harus mempertahankan kesucian hati dan hidup jikalau ingin anak-anak mereka hidup suci. Sebagai ibu dan bapa, kita harus mendidik dan mendisiplin diri kita sendiri. Kemudian sebagai guru dalam rumah tangga, kita dapat melatih anak-anak kita, sambil mempersiapkan mereka untuk menerima warisan yang baka.

Adakan Satu Permulaan Yang Benar. Anak-anakmu adalah milik Allah yang telah dibeli dengan suatu harga. Berusahalah dengan sungguh-sungguh, hai para bapa dan ibu, untuk memperlakukan mereka dengan suatu cara yang serupa dengan Tuhan.

     Anak-anak muda harus dilatih dengan hati hati dan dengan bijaksana, karena kebiasaan-kebiasaan salah yang telah dibentuk pada masa kanak-kanak dan masa muda sering terbawa-bawa seumur hidup. Semoga Allah menolong kita untuk menyadari perlunya untuk memulai dengan benar.

Pentingnya Mendidik Anak Yang Pertama. Anak yang pertama terutama sekali harus dididik dengan amat hati-hati, karena ia akan mendidik anak-anak yang berikutnya. Anak-anak bertumbuh sesuai dengan pengaruh dari mereka yang ada disekelilingnya. Jikalau mereka ditangani oleh orang-orang yang suka ribut dan gaduh, maka mereka pun akan menjadi ribut dan hampir-hampir tidak dapat dikendalikan.

Tanaman –  Satu Bahan  Pelajaran di dalam Mendidik Anak. Pertumbuhan yang lambat laun dari sebuah tanaman mulai dari benih adalah satu bahan pelajaran di dalam pendidikan anak. ” Mula-mula kecambah, kemudian mayangnya, akhirnya butir gandum yang sepenuh-penuhnya di dalam mayang itu.” Markus 4:28. Ia yang memberikan perumpamaan ini telah menciptakan benih yang kecil itu, dan memberikan kepadanya kuasa kehidupan, dan menetapkan undang-undang yang mengatur pertumbuhannya dan kebenaran-kebenaran yang diajarkan  oleh perumpamaan itu telah dijadikan sebagai satu kenyataan di dalam hidup-Nya sendiri. Ia, Yang Mulia di dalam surga itu, Raja kemuliaan, telah menjadi seorang bayi di Betlehem dan untuk sementara waktu menyerupai seorang bayi yang tidak berdaya di pangkuan ibunya. Di dalam masa kanak-kanakNya Ia berkata-kata dan berlaku seperti seorang kanak-kanak,  sambil menghormati orang tua-Nya dan melaksanakan kemauan mereka dengan cara yang amat menolong. Tetapi dari sejak timbulnya kuasa untuk berpikir Ia senantiasa bertumbuh di dalam anugerah dan di dalam satu pengetahuan akan kebenaran.

Pasal 2. Orangtua adalah Guru yang Pertama

Orang tua harus mengerti tanggung jawab mereka. Ibu dan bapa harus menjadi guru-guru yang pertama bagi anak-anak mereka.

     Para bapa dan ibu perlu memahami tanggung jawab mereka. Dunia ini penuh dengan jerat bagi kaki-kaki orang muda. Banyak orang tertarik oleh satu kehidupan yang mementingkan diri dan kepelesiran yang penuh hawa nafsu. Mereka tidak dapat melihat adanya bahaya-bahaya yang tersembunyi ataupun akhir yang menakutkan dari jalan yang kepada mereka kelihatannya seperti jalan kebahagiaan.

     Melalui pemanjaan selera dan nafsu, tenaga mereka diboroskan, dan jutaan manusia binasa bagi dunia ini dan dunia yang akan datang. Para orangtua harus mengingat bahwa anak-anak mereka harus menghadapi segala godaan ini. Sebelum anak itu dilahirkan, persiapan harus sudah dimulai yang akan menyanggupkan dia untuk menghadapi peperangan melawan kejahatan dengan berhasil.

     Lebih daripada hikmat manusia dibutuhkan oleh orangtua pada setiap langkah, agar mereka dapat mengerti bagaimana mendidik a-anak mereka dengan sebaik-baiknya untuk kehidupan yang berguna dan berbahagia sekarang ini, dan untuk pelayanan yang lebih tinggi dan kebahagiaan yang lebih besar di akhirat nanti.

Pendidikan anak adalah satu bagian yang penting dalam rencana Allah. Pendidikan anak merupakan suatu bagian yang penting dari rencana Allah untuk menunjukkan kuasa Kekristenan. Satu tanggung jawab yang khidmat terletak di atas bahu para orangtua untuk mendidik anak-anak mereka sedemikian rupa sehingga bilamana mereka terjun ke dalam dunia ini, mereka akan berbuat yang baik dan bukan yang jahat kepada orang-orang yang bergaul dengan mereka.

     Para orangtua janganlah menganggap remeh pekerjaan mendidik anak-anak mereka, atau melalaikannya dengan alasan apapun. Mereka harus menggunakan banyak waktu dalam mempelajari dengan saksama hukum yang mengatur kehidupan kita ini. Mereka harus menjadikannya sebagai tujuan yang utama untuk memahami cara memperlakukan anak-anak mereka dengan sepatutnya, agar mereka dapat mengembangkan suatu pikiran yang sehat di dalam tubuh yang sehat.

     Banyak yang mengaku sebagai pengikut Tuhan telah mengabaikan tugas-tugas rumah tangga dengan cara yang menyedihkan; mereka tidak menyadari suci dan pentingnya tugas yang telah diletakkan Allah di dalam tangan mereka, untuk membentuk tabiat anak-anak mereka sedemikian rupa agar mereka memiliki kekuatan akhlak untuk melawan banyak godaan yang bisa menjerat kaki orang muda.

Kerjasama dengan Allah itu perlu. Yesus tidak meminta kepada Allah agar memindahkan murid-murid-Nya dari dalam dunia ini, melainkan untuk memeliharakan mereka dari kejahatan yang ada di dalam dunia ini, untuk memeliharakan mereka agar jangan menyerah kepada penggodaan yang akan mereka hadapi dari segala penjuru. Doa seperti ini harus diucapkan oleh para bapa dan ibu bagi anak-anak mereka. Tetapi akankah mereka berdoa kepada Allah, dan kemudian membiarkan anak-anak mereka berbuat sesuka hatinya? Allah tidak dapat menjaga anak-anak dari kejahatan jikalau orangtua tidak bekerjasama dengan Dia. Dengan penuh keberanian dan kesukaan orangtua harus melakukan tugas mereka, dan terus melaksanakannya dengan usaha yang tidak mengenal lelah.

     Jikalau orangtua mau merasa bahwa mereka tidak pernah dibebaskan dari beban mereka untuk mendidik dan melatih anak-anak mereka bagi Allah, jikalau mereka mau melakukan pekerjaan mereka dengan iman, sambil bekerjasama dengan Allah melalui doa yang tekun dan usaha yang sungguh-sungguh, maka mereka akan berhasil membawa anak-anak mereka kepada Tuhan.

Bagaimana Sepasang Suami-istri Memenuhi Tanggung Jawab Mereka. Seorang malaikat dari surga telah datang untuk memberikan petunjuk kepada Zakharia dan Elisabet bagaimana mereka harus melatih dan mendidik anak mereka, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan Allah dalam menyediakan seorang pesuruh untuk memberitakan kedatangan Yesus. Sebagai orangtua mereka harus dengan setia bekerja sama dengan Allah dalam membentuk satu tabiat di dalam diri Yohanes yang akan menjadikan dia layak untuk melaksanakan bagian yang telah ditetapkan Allah baginya sebagai seorang pekerja yang sanggup.

     Yohanes adalah anak yang lahir pada masa tua mereka, ia adalah seorang anak mukjizat, dan orangtua itu bisa saja berpikir bahwa ia mempunyai satu tugas istimewa yang harus dilakukannya bagi Tuhan, dan Tuhan akan memelihara dia. Tetapi orangtua itu tidaklah berpikir demikian, mereka pindah ke satu tempat yang terpencil di negeri itu, di mana anak mereka tidak akan terbuka kepada penggodaan-penggodaan yang ada di dalam kota besar, atau terpengaruh untuk menyimpang dari nasihat dan petunjuk yang mereka berikan kepadanya sebagai orangtua. Mereka melaksanakan bagian mereka di dalam mengembangkan suatu tabiat di dalam diri anak itu yang di dalam segala hal akan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan Allah dalam hidupnya… Dengan khidmat mereka laksanakan tanggung jawab mereka.

Anggaplah Anak-anak Sebagai Sesuatu yang Dipercayakan. Para orangtua harus menganggap anak-anak mereka sebagai sesuatu yang dipercayakan Allah kepada mereka untuk dididik bagi kekeluargaan yang di surga. Didik mereka di dalam takut dan kasih akan Allah; oleh karena “takut akan Allah itu adalah permulaan daripada hikmat.”

     Mereka yang setia kepada Allah akan mewakili Dia di dalam kehidupan rumah tangga. Mereka akan menganggap pendidikan anak-anak mereka sebagai suatu tugas yang suci, yang telah dipercayakan kepada mereka oleh Yang Mahatinggi.

Orang Tua Harus Memenuhi Syarat Sebagai Guru Rohani. Pekerjaan orag tua, yang amat berarti itu, sangat diabaikan. Bangunlah, hai orang tua, dari tidur rohanimu itu, dan ingatlah bahwa pengajaran yang pertama yang diterima oleh anak-anak haruslah diberikan kepadanya melalui engkau. Engkau harus mengajar anak-anakmu yang masih kecil untuk mengenal Tuhan. Pekerjaan ini harus kamu mulai sebelum setm menaburkan benih-benihnya dalam hati mereka. Tuhan memanggil anak-anak, dan mereka harus dituntun supaya datang kepada-Nya, dididik didalam kebiasaan yang rajin, rapi dan teratur. Ini adalah disiplin yang dikehendaki Tuhan supaya diterima oleh mereka.

     Dosa akan ada dihadapan orang tua kecuali mereka berusaha menjadikan diri mereka sanggup untuk menjadi guru-guru rohani yang bijaksana dan selamat.

Persatuan di antara Orang Tua Perlu. Suami dan istri harus bersatu dengan erat sekali di dalam pekerjaan mereka disekolah rumah tangga. Mereka harus lemah lembut dan berhati hati di dalam kata-kata mereka, agar jangan mereka membuka pintu penggodaan yang dengannya setan akan masuk untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan. Mereka harus manis budi dan sopan terhadap satu sama lain, sambil bertindak demikian rupa sehingga mereka dapat saling menghormati satu dengan yang lainnya. Yang satu harus  menolong yang yang lainnya untuk membawakan ke dalam rumah tangga suatu suasana yang menyenangkan dan baik. Mereka tidak boleh berselisih dihadapan anak-anak mereka. Martabat sebagai umat Tuhan harus selalu dijunjung tinggi.

Guru yang khusus Diberikan Kepada Setiap Anak. Ibu haruslah selalu berdiri di tempat yang terdepan di dalam pekerjaan untuk mendidik anak-anak, sementara tugas yang besar dan penting terletak di atas bahu bapa, maka ibu, oleh adanya hubungan yang terus-menerus dengan anak-anaknya, terutama sekali selama tahun-tahun permulaan masa hidup mereka, harus selalu menjadi guru dan teman mereka yang khusus.

Satu Pendidikan yang Lebih luas daripada Sekedar Petunjuk.  Para orangtua harus mempelajari pelajaran-pelajaran penurutan yang ketat kepada suara Allah, yang berkata-kata kepada mereka melalui Firman-Nya; dan apabila mereka mempelajari hal ini, mereka dapat mengajar anak-anak mereka untuk menghormati dan menurut baik dalam kata-kata atau perbuatan. Inilah pekerjaan yang harus selalu dilaksanakan di dalam rumah tangga. Me-reka yang melaksanakannya akan terangkat tinggi, sambil menyadari bahwa mereka harus juga mengangkat anak-anak mereka. Pendidikan ini berarti lebih dari pada sekedar petunjuk.

Pekerjaan yang Sembarangan Tidak Berkenan. Pekerjaan yang sembarangan di dalam rumah tangga tidak akan terlepas dari penga-matan di dalam penghukuman. Iman dan perbuatanharus digabungkan oleh para orang tua yang takut akan Tuhan. Sebagaimana Abraham memerintahkan rumah tangganya untuk menuruti dia, demikian pula mereka harus memerintah rumah tangga mereka untuk menuruti mereka. Ukuran yang harus ditegakan oleh setiap orangtua telah diberikan: “Mereka memelihara jalan Tuham.” Setiap jalan lain adalah satu jalan yang menuntun, bukan ke kota Allah, tetapi ke dalam tempat si pembinasa.

Biarlah Para OrangTua Memeriksa Kembali Pekerjaan Mereka.  Maukah para orangtua memeriksa kembali pekerjaan mereka dalam mendidik dan melatih anak-anak mereka, dan mempertimbangkan apakah mereka telah melaksanakan tugas mereka seluruhnnya di dalam pengharapan dan iman agar supaya anak-anak ini bisa menjadi satu mahkota kesukaan pada hari Tuhan? Sudahkah mereka berusaha demikian rupa demi kesejahteraan anak-anak mereka sehingga Tuhan dapat memandang kebawah dari surga dan oleh karunia Roh-Nya menyucikan usaha mereka? Para orang tua, adalah kesempatan bagimu untuk mempersiapkan anak-anakmu untuk menjadi satu manfaat yang paling tinggi di dalam hidup yang sekarang ini, dan untuk menikmati pada akhirnya kemuliaan kehidupan yang akan datang.

Pasal 1. Pentingnya Sekolah Rumah Tangga

Pendidikan dimulai di rumah tangga. Di dalam rumah tanggalah pendidikan anak harus dimulai. Disinilah sekolahnya yang pertama. Di sini, dengan orang tua sebagai guru, ia harus mempelajari pelajaran-pelajaran yang harus menuntun dia sepanjang umur hidupnya, pelajaran tentang sikap hormat, penurutan, dan pengendalian diri. Pengaruh pendidikan rumah tangga adalah satu kuasa yang besar bagi yang baik atau yang jahat. Semuanya itu di dalam banyak hal terjadi dengan diam diam dan lambat, tetapi jikalau digunakan untuk yang benar, semuanya itu akan merupakan suatu kuasa yang meluas bagi kebenaran. Jikalau anak tidak dididik dengan benar disini, Setan akan mendidiknya melalui alat-alat pilihannya. Dengan demikian, betapa pentingnya sekolah rumah tagga itu!

Di sinilah fondasi diletakkan. Diatas bahu semua orang tua terletak tanggung jawab untuk memberikan pendidikan jasmani, mental dan rohani. Haruslah menjadi tujuan setiap orang tua untuk mengembangkan di dalam diri anaknya satu tabiat yang seimbang dan simetris. Ini bukanlah suatu pekerjaan yang kurang penting -satu pekerjaan yang menuntut pemikiran dan doa yang sungguh-sungguh serta usaha yang sabar dan tekun. Sebuah dasar yang benar harus diletakkan, sebuah kerangka, yang kuat dan teguh, harus didirikan; dan kemudian pekerjaan membangun, menghaluskan, menyempurnakan, harus berlangsung terus hari demi hari.

Jangan berikan sesuatu kepada anak kecuali hak ini. Hai para orang tua, ingatlah bahwa rumah tanggamu adalah sebuah sekolah latihan, di mana nak-anakmu harus disediakan untuk rumah yang di atas. Lebih baik mereka tidak memperoleh sesuatu yang lainnya asalkan mereka mendapat pendidikan yang harus mereka terima pada tahun-tahun permulaan kehidupan mereka. Jangan ada kata-kata yang kasar. Ajar anak-anakmu menjadi baik hati dan sabar. Ajar mereka untuk memikirkan kepentingan orang lain. Dengan demikian engkau sedang menyediakan mereka untuk pelayanan yang lebih tinggi dalam perkara-perkara keagamaan.

Rumah tangga haruslah menjadi satu sekolah persipan, di mana anak-anak dan orang-orang muda bisa dijadikan layak untuk melayani Guru itu, sebagai persiapan untuk mengikuti sekolah yang lebih tinggi didalam kerajaan Allah.

Bukan satu soal yang remeh. Janganlah pendidikan rumah tangga dianggap sebagai soal yang remeh. Ini menempati tempat yang paling utama di dalam segala pendidikan yang benar. Para ibu dan bapa telah mempercayakan kepada diri mereka sendiri tugas untuk membentuk pikiran anak-anak mereka.

Betapa mengejutkan peribahasa ini,” Apabila ranting dibengkokkan, maka pohon itupun ikut bengkok.” Hal ini harus diterapkan kepada pendidikan anak-anak kita. Para orang tua, maukah engkau mengingat bhwa pendidikan anak-anakmu dari sejak tahun-tahun pertama kehidupan mereka itu telah dipercayakan kepadamu sebagai satu tugas yang suci? Pohon-pohon yang masih muda ini harus dididik dengan lemah lembut, agar mereka bisa ditanam dalam taman Allah. Bagaimanapun juga pendidikan rumah tangga jangan sampai diabaikan. Mereka yang melalaikannya sedang mellaikan tugas keagamaan.

Luasnya cakupan Pendidikan Tumah Tangga. Pendidikan rumah tangga berarti banyak. Ini merupakan sesuatu yang mempunyai cakupan yang luas. Abraham disebut sebagai orang yang percaya. Di antara perkara-perkara yang telah menjadikan dia sebagai suatu teladan yang menonjol dalam hal kesalehan adalah penurutan  yang ketat yang diadakan di dalam rumah tangganya terhadap hukum-hukum Allah. Ia memupuk agama dalam rumah tangga. Ia yang melihat pendidikan yang diberikan di dalam setiap rumah tangga, dan yang mengukur pengaruh daripada pendidikna ini, berkata,” Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjjukan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan.

Allah telah memerintahkan bangsa Ibrani supaya mengajar anak-anak mereka tentang segala tuntutan-Nya, menjadikan mereka untuk mengerti akan segala perlakuan-Nya terhadap bangsa mereka. Rumah tangga dan sekolah adalh satu. Gantinya bibir yang asing, para ibu dan bapa yang penuh kasih harus memberikan petunjuk-petunjuk kepada anak-anak mereka.

Pemikiran tentang Allah dihubungkan dengan segala peristiwa sehari-hari di dalam rumah tangga. Perbuatan Allah yang hebat dalam membebaskan umat-Nya diceritakan kembali dengan menarik dan dengan sikap yang penuh rasa hormat. Kebenaran-kebenaran agung tentang pimpinan Allah dan kehidupan di masa yang akan datang ditanamkan di dalam pikiran yang masih muda itu. Pikiran itupun menjadi biasa dengan perkara yang benar, yang baik dan yang indah.

Dengan menggunakan gambar-gambar dan lambang, pelajaran-pelajaran yang diberikan itu memperoleh gambarannya, dan dengan demikian itu lebih tertanam di dalam ingatan mereka. Melalui imajinasi yang dihidupkan ini anak itu, mulai dari masa bayi, dibawa ke dalam rahasia-rahasia, hikmat dan pengharapan leluhurnya, dan menuntun di dalam satu jalan pemikiran dan perasaan dan sikap menunggu, yang menjangkau perkara-perkara yang ada di seberang hal-hal yang kelihatan dan fana kepada hal-hal yang tidak kelihatan dan baka.

Ini merupakan pendahuluan dan persiapan untuk sekolah biasa.- Pekerjaan orang tua  mendahului pekerjaan guru. Mereka mempunyai sekolah rumah tangga – tingkat yang pertama. Jikalau mereka berusaha dengan seksama dan disertai doa untuk mengetahui dan melakukan tugas mereka untuk memasuki sekolah tingkatan kedua- untuk menerima petunjuk dari guru.

Ini membentuk tabiat. Rumah tangga dapat menjadi sebuah sekolah dimana tabiat anak-anak benar-benar dibentuk menurut pola sebuah istana.

Pendidikan di dalam rumah tangga di Nazaret. Yesus memperoleh pendidikannya di dalam rumah tangga. Ibu-Nya adalah guru manusia-Nya yang pertama. Dari bibirnya, dan dari gulungan kitab nabi-nabi, Ia telah mempelajari perkara-perkara surga. Ia hidup di dalam sebuah rumah tangga yang sederhana dan dengan setia dan senang hati mengambil bagian untuk memikul beban rumah tangga. Ia yang menjadi pemerintah surga telah rela menjadi seorang hamba, seorang anak yang penuh kasih dan penurutan. Ia mempelajari suatu ketrampilan, dan dengan tangan–Nya sendiri bekerja di bengkel pertukangan kayu bersama dengan Yusuf.