Category Archives: Pengajaran

Mengajar Anak Dengan Boneka Tangan (bag2)

Saya akan melanjutkan pembahasan yang lalu tentang bagaimana mengajar anak-anak menggunakan boneka tangan. Setelah kita mengetahui teknik-teknik yang harus dikuasai dalam memainkan boneka tangan, sekarang kita akan membahas mengenai “Hal-hal yang tidak boleh kita lakukan ketika memainkan boneka tangan”.

1. Pemain tidak boleh terlihat oleh audience.

Sebelum pementasan dimulai, pemain harus sudah masuk ke dalam panggung boneka tanpa diketahui oleh penonton. Hal ini dimaksudkan agar perhatian penonton tidak langsung terkonsentrasi ke panggung boneka, sehingga dapat mengikuti keseluruhan jalannya acara dengan baik yang dipandu oleh MC.

2. Boneka tidak boleh terlihat oleh audience sebelum dan sesudah pementasan.

Boneka hanya boleh terlihat pada saat pementasan. Hal ini agar pementasan boneka menjadi surprise bagi penonton dan pementasan menjadi lebih menarik.

3. Boneka tidak boleh berdoa diatas panggung.

Hal ini dikarenakan Para guru Sekolah Sabat selalu mengajarkan kepada anak-anak untuk menutup mata ketika berdoa, sedangkan boneka tidak dapat menutup mata. Maka akan menjadi tidak sinkron apabila boneka berdoa di atas panggung dengan posisi mata yang terbuka. Untuk menyiasatinya maka ketika akan berdoa,lebih baik boneka turun dari panggung baru setelah itu berdoa (hanya terdengar suaranya saja). Tentu saja hal ini akan menjadi perkecualian untuk boneka yang dapat menutup mata.

4. Jangan mengagetkan penonton.

Kita harus mengingat dan mewaspadai bahwa “ada penonton (terutama anak-anak) yang takut/trauma terhadap boneka”. Untuk itu maka saat boneka pertama kali muncul jangan sampai mengagetkan sehingga menjadikan mereka shock. Akan menjadi lebih baik apabila ketika akan muncul kita kesankan bahwa seakan-akan bonekanya yang takut dengan penonton. Dan hal ini akan menjadikan pemenntasan menjadi lebih komunikatif dan hidup.

5. Jangan ada tindakan yang membahayakan boneka.

Dalam hal ini disamping untuk menjaga kebersihan dan keamanan boneka itu sendiri, juga agar tidak mempertontonkan tindakan-tindakan yang tidak baik kepada penonton, misalnya; memukul, mendorong, memegang muka boneka, dsb.

Mengajar Anak Dengan Boneka Tangan (bag 1)

Pada kesempatan ini saya ingin membagikan sesuatu yang saya punya kepada siapa saja yang tergerak untuk Misi Pelayanan Anak. Karena ini saya dapatkan secara gratis maka saya akan membagikannya secara gratis pula. Sebelumnya saya juga berterima kasih kepada “One Hope Ministry” yang telah membagikan “ilmu” ini kepada saya.
Oke,… tanpa banyak basa-basa (daripada basa-basi … hehehe)… kita akan langsung masuk ke inti pembahasan ini, mengenai “Bagaimana Mengajar Anak Dengan Boneka”.
# Pertama-tama yang harus kita ketahui adalah; “5 Tips Supaya Bermain Boneka Dengan Baik”.
1. Tangan diangkat sejajar telinga.
Hal ini dimaksudkan agar tangan kita dapat memainkan boneka dengan baik dan tidak kecapekan, selain itu agar boneka dapat dilihat dengan jelas oleh hadirin.
2. Telapak tangan membentuk mulut buaya.
Maksudnya adalah keempat jari (selain ibu jari) kita satukan dengan posisi agak melengkung dengan posisi ibu jari ada di bawah. Dan pada saat menggerakkan mulut boneka (saat boneka berbicara) maka yang digerakkan adalah ibu jari, dengan demikian maka yang terlihat bergerak adalah mulut boneka bagian bawah.
3. Bicara setiap suku kata.
Maksudnya adalah; apabila boneka berbicara maka pada setiap suku kata hendaklah mulut boneka kita gerakkan (JANGAN LUPA pada setiap suku kata).
4. Datang/pergi seperti berjalan di tangga.
Hal ini dikarenakan “kita memainkan boneka di panggung boneka” dan kita berada di dalam panggung (tidak terlihat oleh penonton). Dengan demikian boneka yang muncul akan kelihatan hidup.
5. Kontak mata.
Seringkali, banyak pemain boneka kurang memperhatikan hal ini, yakni lupa untuk selalu menggerakkan kepala boneka (dengan gerakan patah-patah) sehingga boneka terlihat hanya diam/termenung dan tidak ada komunikasi dengan MC, boneka yang lain, dan audience.

OKE, karena aku ada kerjaan lain maka sementara sampai di sini dulu ya,… lain kali kita sambung lagi pembahasan ini…..

Alat peraga Untuk Mengajar Sekolah Sabat

Seseorang hanya ingat sebagian kecil dari apa yang ia dengar. Ia ingat sebagian besar yang ia lihat. Seorang anak akan lebih mengingat pelajaran yang kita berikan jika ia juga ikut serta dalam pengalaman belajar. Alat-alat peraga dapat menolongmu dalam banyak segi mengajar Sekolah Sabat.

Alat peraga akan membangkitkan minat dan menawan perhatian, menjelaskan hal-hal dan gagasan-gagasan yang sulit, memberikan suatu suasana belajar yang menarik, menolong anak-nak menguasai informasi lebih lama, menolong untuk tinjau ulang dan penghafalan, mendorong untuk perbincangan, memperkenalkan dan menggambarkan sebuah cerita, menolong memperoleh tanggapan, dan mengilhamkan.
Alat-alat peraga benar-benar penolong yang luar biasa dalam Sekolah Sabat.
Berikut adalah contoh alat-alat peraga yang bisa digunakan untuk mengajar Sekolah Sabat:
1. Gambar-gambar
2. Film
3. Papan Flanel: gambar flanel, gambar-gambr kertas yang dikumpulkan, gambar-gambar foam dan banyak lagi
4. Gambar bersambung-sambung: gambar titik demi titik dengan paku- paku kecil yang diatur sebelumnya, digabung sambung bersambung sementara cerita berlangsung
5. Kartu-kartu catatan: kata-kata kunci diatas kartu catatan untuk dibaca pada saat yang tepat, kemudian taruh dalam peta saku
6. Peta. Misalnya peta perjalanan Rasul Paulus
7. Televisi Tiruan: Buat sebuah kotak yang berbentuk TV, dengan lobang ukuran sembilan kali dua belas inci. Lekatkan gambar-gambar dan tuliskan kata-kata kunci serta kalimat-kalimat diatas kertas yang panjang. Ikatkan masing-masing ujung pada pasak kayu dan buka kepada penonton TV sementara menceritakan cerita itu.
8. Kotak pasir. Buat adegan untuk mengilustrasikan cerita itu menggunakan gambar-gambar karton, balok bangunan, pegunungan, sungai dan lain-lain. Anak-anak taman kanak-kanak khususnya menyukai kotak pasir ini.
9. Cerita berupa nyanyian. Anak-anak suka menyanyikan cerita-cerita itu pada setiap bagian cerita itu. Beberapa cerita Alkitab telah ditaruh pada musik. Nyanyian harus diulang setiap minggu
10. Boneka tangan. Anak-anak senang dengan pertunjukan boneka tangan. diperlukan ketrampilan khusus untuk menggunakan alat peraga ini.
11. Benda-benda yang sebenarnya. Anak-anak akan lebih mengerti jika kita menggunakan benda yang sebenarnya misalnya buah-buahan, daun , bunga dan lain-lain.
12. Benda-benda tiruan.Misalnya benda-benda kertas (rumah Alkitab dll), atau benda -benda yang terbuat dari tanah liat, kayu dll untuk menceritakan cerita itu
13. Mainkan peran. Suruh anak-anak memerankan bagian-bagian dari cerita itu. cocok untuk kelompok-kelompok kecil.
14. Partisipasi lisan. Suruh anak-anak mengulangi kalimat-kalimat kunci yang sering digunakan dalam cerita. Khususnya untuk anak-anak kecil.
15. Cerita-cerita berirama: Anak-anak kecil menyukai cerita berirama. Banyak cerita yang ditulis dalam bentuk berirama
Semoga ini bermanfaat bagi semua yang terpanggil menjadi Pelayan Anak-Anak